Helpsameer – Gigi goyang adalah hal yang wajar bagi anak kecil karena itu pertanda gigi susu mereka sudah siap untuk digantikan oleh gigi permanen. Tetapi kehilangan gigi tidak normal pada orang dewasa. Gigi goyang pada orang dewasa disebabkan oleh berbagai faktor. Untuk perawatan yang tepat, pertama-tama perlu diketahui berbagai kemungkinan penyebab kehilangan gigi.
Penyebab gigi goyang pada orang dewasa
Gigi dikatakan goyang bila mudah digerakkan atau digerakkan bila disentuh dengan jari atau lidah. Pada orang dewasa, kehilangan gigi biasanya disebabkan oleh riwayat penyakit sistemik seperti diabetes, riwayat penyakit gigi, dan kebiasaan sehari-hari.
Berikut beberapa kondisi yang dapat menyebabkan gigi tanggal.
-
Periodontitis
Periodontitis adalah infeksi serius pada area gusi. Kondisi ini oleh orang awam lebih dikenal dengan penyakit gusi.
Penyebab utama periodontitis adalah gigi yang kotor karena jarang dibersihkan. Jika Anda jarang menyikat dan menggunakan benang gigi, sisa-sisa makanan akan menempel di permukaan dan di antara gigi Anda. Seiring waktu, sisa makanan ini akan membentuk plak penuh bakteri.
Jika dibiarkan terus, plak akan mengeras menjadi karang gigi. Biasanya dibutuhkan waktu sekitar 12 hari agar plak mengeras dan membentuk karang gigi. Namun, tingkat pembentukan karang gigi dapat bervariasi dari orang ke orang, tergantung pada tingkat pH air liur.
Tartar paling sering terbentuk di atas garis gusi. Tartar awalnya berwarna putih kekuningan, namun lama kelamaan akan berubah menjadi coklat atau bahkan hitam. Semakin gelap warna karang gigi, semakin banyak plak yang menumpuk.
Gigi yang penuh karang gigi akan lebih rentan terhadap infeksi. Pasalnya, karang gigi akan menghasilkan ruang antara gigi dan gusi. Nah, celah inilah yang memungkinkan bakteri berkembang biak dan menyebabkan infeksi.
Infeksi yang berlanjut dapat mengikis tulang dan jaringan di sekitar gigi, yang menyebabkan kehilangan gigi. Gigi yang tidak melekat erat pada gusi juga lebih mungkin untuk tanggal atau rontok.
https://www.minamidiamondring.com/2287/cara-menghilangkan-kerak-gigi-dengan-alami.html
-
Hormon kehamilan
Kehamilan juga bisa menjadi salah satu penyebab gigi tanggal, lho!
Peningkatan hormon progesteron dan estrogen selama kehamilan dapat menyebabkan jaringan ikat dan tulang di sekitar gigi mengendur, sehingga gigi lebih mudah kendur.
Selain itu, ibu hamil tergolong lebih rentan mengalami masalah gigi dan mulut lainnya yang juga disebabkan oleh peningkatan hormon. Kadar progesteron yang terlalu tinggi dapat memicu pertumbuhan bakteri di dalam mulut, sehingga membuat ibu hamil rentan mengalami sakit gigi.
Persatuan Dokter Gigi Indonesia (PDGI) mengungkapkan bahwa ibu hamil cenderung rentan mengalami gingivitis pada trimester pertama kehamilan. Umumnya, gejala gingivitis dimulai pada bulan kedua dan mencapai puncaknya sekitar bulan kedelapan.
Gingivitis adalah infeksi bakteri yang menyebabkan gusi membengkak dan mudah berdarah. Jika tidak diobati, gingivitis dapat menyebar ke bagian lain dari mulut. Gusi bengkak yang mudah berdarah bisa membuat gigi di atasnya terasa kendor.
Anda harus segera menemui dokter gigi jika kehilangan gigi selama kehamilan. Jangan abaikan gejala yang muncul pada gigi dan mulut. Apalagi jika Anda memiliki masalah dengan gigi dan mulut sebelum hamil.
Hal ini penting untuk mendeteksi kemungkinan adanya masalah lain pada gigi dan mulut. Untuk mengingat! Kesehatan Anda juga akan mempengaruhi kesehatan janin.
-
Osteoporosis
Osteoporosis adalah pengeroposan tulang yang terjadi akibat menipisnya cadangan mineral kalsium dalam tulang. Kondisi ini biasanya terjadi pada tulang yang menopang tubuh, seperti tulang belakang dan pinggang.
Meski jarang, gigi bisa terkena karena gigi dan jaringan tulang pendukung terbuat dari mineral kalsium. Menurut National Institute of Health, wanita dengan osteoporosis 3 kali lebih mungkin kehilangan gigi daripada mereka yang tidak osteoporosis.
Osteoporosis dapat menyerang tulang rahang yang menopang gigi. Rahang yang rapuh tidak dapat menahan gigi sekencang sebelumnya, sehingga gigi akan menjadi kendur atau bahkan rontok.
Beberapa obat yang digunakan untuk mengobati osteoporosis juga dapat mempengaruhi gigi. Satu studi menunjukkan bahwa kehilangan rahang lebih rentan pada orang yang memakai bifosfonat secara intravena (intravena/suntikan) untuk mengobati osteoporosis.
-
Cedera gigi
Cedera pada mulut dan wajah adalah penyebab paling umum dari gigi goyang. Sebagian besar cedera terjadi akibat kecelakaan, jatuh, atau benda tumpul yang mengenai wajah selama perkelahian.
Beberapa orang juga mengalami cedera gigi karena teknik perawatan gigi yang salah. Misalnya kawat gigi yang terlalu ketat atau gigi palsu yang tidak pas. Pada kasus yang parah, luka pada mulut juga dapat menyebabkan kerusakan pada tulang dan jaringan penyangga gigi serta patah tulang.
Jika Anda mengalami cedera pada area gigi dan mulut Anda, jangan ragu untuk segera memeriksakan diri ke dokter gigi. Sekilas, dengan mata telanjang, gigi Anda bisa terlihat bagus.
Namun, tulang dan jaringan yang menopang gigi dapat mengalami masalah yang perlu segera ditangani. Jadi jangan remehkan luka yang mengenai area sekitar mulut ya!
-
Menggertakkan gigi
Kebiasaan menggemeretakkan, menggemeretakkan atau menggertakkan gigi juga bisa menjadi penyebab gigi tanggal. Beberapa orang sering melakukan hal ini secara tidak sadar saat sedang tidur, panik, atau stres. Dalam istilah medis, kebiasaan menggemeretakkan gigi disebut bruxism.
Bruxism yang disengaja atau tidak disengaja dapat menjadi penyebab kehilangan gigi. Hal ini karena gesekan dan tekanan kuat yang diterima gigi secara terus menerus dapat mengendurkan akar gigi dari gusi dan tulang penyangganya.
Gigi baru biasanya muncul segera setelah rahang sakit. Kondisi ini juga bisa menyebabkan gigi sensitif, kelainan dagu, sakit kepala, gigi bengkok, dan masalah lainnya.
Selain menggemeretakkan gigi, kebiasaan yang Anda lakukan setiap hari juga bisa membuat gigi mudah goyang. Misalnya, menggigit sesuatu yang keras (es batu, kuku, ujung pena/pensil) dan mengunyah makanan terlalu keras.
Risiko ini biasanya terjadi pada orang yang sebelumnya memiliki riwayat masalah gigi, seperti gigi berlubang. Kondisi gigi yang sudah lemah lebih berisiko mudah berayun bahkan patah karena dipaksa terus menanggung tekanan yang besar.